Jumat, 20 April 2012

ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN


Sastra berasal dari kata castra berarti tulisan. Dari makna asalnya dulu, sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
 Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya. Secara morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti baik atau bagus, sastra berarti tulisan. Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya.( http://saly-enjoy.blogspot.com/2012/03/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam.html)
Seni termasuk sastra yang penting dalam humanities karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan yang normative, dan bukan sebgai formulasi nilai-nilai kemanusiaan. Namun, disamping itu sastra memilki peranan yang jauh lebih penting karena sastra menggunakan bahasa. Sementara bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia untuk memahami dirinya sendiri yang akhirnya melahirkan filsafat untuk memahami alam semesta dan akhirnya menciptakan ilmu pengetahuan. (http://nindy91.wordpress.com/2010/10/28/hubungan-budaya-dan-sastra/)
Hubungan sastra dan seni dengan ilmu budaya dasar adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam macamnya. dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. jika manusia hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi mereka. jika manusia tidak bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya. maka akan menggangu kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.( http://tomy.asia/konsep-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusasteraan/)
Prosa, yang termasuk dalam sastra, terkadang disebut-sebut sebagai narrative fiction, prose fiction, atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia, sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan di definisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel, atau cerita pendek.( http://nindy91.wordpress.com/2010/10/28/hubungan-budaya-dan-sastra/) Dalam kesusastraan, kita mengenal prosa lama dan baru, yakni:
Prosa lama meliputi
 1. Dongeng-dongeng
 2. Hikayat
 3. Sejarah
 4. Epos
 5. Cerita pelipur lara
Prosa baru meliputi
 1. Cerita pendek
 2. Roman/ novel
 3. Biografi
 4. Kisah
 5. Otobiografi
Contoh sastra yang mengandung konsep budaya adalah seperti pada puisi yang memiliki tata bahasa yang terkadang sukar dicerna artinya karena setiap kata yang tergolong tingkatan tinggi yang dibuat sedemikian rupa oleh penyairnya. Puisi termasuk seni sastra, sedangkan satra bagian dari kesenian, dan kesenian adalah cabang unsur kebudayaan.Puisi maupun cerpen, novel dan sebagainya, memiliki nilai budaya yang tinggi karena didalamnya memiliki makna budaya seperti masalah sosial, maupun karya-karya besar yang dikenal pada masa pembuatnya. Masalah sosial seperti ketidak-adilan manusia, kemunafikan, kebaikan, pendermawaan, konflik yang terjadi ditengah-tengah manusia, keserakahan para pemimpin besar, kejahatan terhadap kemanusiaan, maupun perjuangan-perjuangan.( http://yogaahk.blogspot.com/2012/03/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam.html)
Nilai-nilai yang terdapat di dalam prosa fiksi.
 Nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra adalah :
 1. Prosa fiksi memberikan kebahagian.
 2. Prosa fiksi memberikan informasi
 3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
 4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan







contoh prosa:
 Ya Allah Kau datangkan lagi Ramadhan buatku
 Ketika aku masih saja tak mampu mensyukuri RamadhanMU yang lalu
 Hari hari Mu masih saja kulalui
 Tanpa isi
 Tanpa makna
 Tanpa syukur
 Bahkan dengan sikap Takabur
Puisi adalah Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποι (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala ‘keanehan’ yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru(http://zarapintar.wordpress.com/2012/03/18/konsep-ilmu-budaya-dasar-dalam-kesusastraan/)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar